Berita Terbaru

Institut Teknologi Padang (ITP) terus membuktikan kualitas dan prestasinya dalam menerapkan tri dharma perguruan tinggi. Melalui program ITP Mitra Nagari dan Desa, salah satu perguruan tinggi terbaik di Sumatera Barat ini kembali dipercaya oleh pemerintah dalam penerapan teknologi tepat guna di nagari-nagari dan desa di Sumatera Barat. Hal itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman tentang pemanfaatan dan penerapan teknologi tepat guna antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Mentawai dengan ITP pada 16 Maret 2020 kemarin.  Penandatanganan nota kesepahaman  ini dilakukan oleh Bupati Mentawai dan Rektor ITP saat Rapat Koordinasi Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah dan Pengelolaan Keuangan Desa Se-Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2020 yang digelar oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PMDP2KB) Bupati Pemkab. Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet mengapresiasi teknologi dan hasil penelitian dari dosen dan mahasiswa ITP yang tepat guna untuk masyarakat. "Kita sangat salut dan bangga dengan karya-karya ITP. Selama ini kita sudah coba audiensi dengan sejumlah perguruan tinggi negeri namun belum menemukan teknologi yang tepat guna seperti ini," ujar Yudas usai menandatangani nota kesepahaman. Disamping itu, Bupati juga menginginkan ITP turut memberikan kontribusi dalam pemanfaatan dana desa melalui BUMDEs dengan menerapkan teknologi serta mengoptimalkan potensi desa agar terkelola dengan baik. Selaras, Rektor ITP Ir. H. Hendri Nofrianto, MT menjelaskan pentingnya menerapkan hilirisasi teknologi untuk masyarakat di era revolusi industri 4.0 ini. Menurut beliau, dengan perkembangan teknologi saat ini, seharusnya masyarakat dapat menikmati teknologi tersebut secara maksimal. “Harapan kami, dengan adanya ITP Mitra Nagari dan Desa ini masyarakat Kabupaten Kepulauan Mentawai dapat memanfaatkan potensi yang ada di desanya agar lebih diberdayakan secara menyekuruh dan dengan hilirisasi jelas,” imbuhnya. Sebelumnya, sejumlah kabupaten dan nagari/desa di Sumbar telah menggandeng ITP terkait penerapan teknologi guna. 10 Nagari di Pemkab. Pesisir Selatan juga telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama dengan ITP terkait pemanfaatan teknologi alat pengolahan air bersih. Tidak hanya itu, hasil penelitian dosen dan mahasiswa ITP juga telah dilirik oleh Pemkab. Tanah Datar untuk diterapkan di sejumlah nagari di kabupaten tersebut dan keduanya juga telah melakukan penandatanagan kerjasama. (peb/humas) ...

18 Maret 2020

Ikatan Alumni (ILUNI) ATP, STTP, ITP akan menggelar Musyawarah Besar (Mubes) ke-V pada 21 Maret 2020 mendatang di Aula Gedung D Lantai II ITP. Ketua Harian ILUNI ITP, Deni Waldes mengatakan Mubes ILUNI ini untuk menentukan pengurus untuk periode 2020-2024 dan akan dihadiri oleh alumni ATP, STTP, ITP lintas angkatan tahun 1978 hingga 2019. “Mubes ini untuk kepengurusan periode 2020-2024, dan ini akan dihadiri oleh alumni mulai dari tahun 1978-2019,” Meski demikian, lanjutnya, diharapkan dari 6500 alumni yang terdaftar minimal 1000 alumni dapat hadir dalam agenda besar ini. Dengan mengusung tema “Silaturrahmi menuju alumni unggul”, Sekretaris Jenderal ILUNI ITP Alzahri berharap melalui Mubes ini ILUNI ITP tidak hanya mempererat tali silaturrahim namun juga mampu meningkatkan kontribusi alumni terhadap kampus dan adik-adik mahasiswa yang aktif. “Tema kali ini Silaturrahim menuju alumni unggul, karena ingin bukan hanya mahasiswa atau kampus saja yang unggul tapi alumni juga unggul untuk nama baik ITP sendiri,” jelasnya. Kontribusi ILUNI ITP selama ini pun sudah tak perlu diragukan lagi, dimana alumni juga berperan dalam mensupport dan memfasilitasi berbagai hal untuk kebutuhan ITP dan mahasiswa. “Kalau kontribusi, kita punya beasiswa untuk mahasiswa ITP, memberikan berbagai pelatih dan kesempatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) bagi adik-adik mahasiswa untuk magang di tempat kerja alumni serta memberikan informasi lapangan kerja,” ujarnya. Rektor ITP, Hendri Nofrianto pun menyampaikan harapannya kepada alumni ITP angkatan tahun 2000 ke atas agar dapat menghadiri Mubes ILUNI ini agar regenerasi terus berlanjut dan menambah relasi dari alumni tersendiri. “Saya hanya menambahkan, kalau bisa alumni yang angkatan tahun 2000 ke atas ini banyak yang hadir, karena ini bukan hanya soal regenerasi saja, tapi ini untuk menambah relasi dari alumni itu sendiri agar kenal juga sama senior-seniornya,” imbuh Hendri. Sementara itu, Ketua Panitia Mubes Yudi Rulyadi menambahkan, panitia sudah mengantongi sejumlah nama bakal calon Ketua ILUNI yang nantinya akan disaring terlebih dahulu oleh Steering Committee. “Untuk bakal calon sebenarnya kita sudah ada bebebrapa nama namun dari Steering Committee nanti kan juga punya kriteria,” jelasnya. Selain pemilihan, nantinya akan dilanjutkan dengan acara hiburan untuk mempererat tali silaturahim alumni lintas angkatan. (peb/humas) ...

12 Maret 2020

Institut Teknologi Padang, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Mentawai menyambangi Institut Teknologi Padang (ITP) guna melakukan audiensi dengan Rektor dan jajaran pimpinan ITP lainnya terkait rencana kerjasama penerapan teknologi tepat guna di desa dan dusun yang ada di Mentawai. Rombongan Pemkab. Kepulauan Mentawai yang diwakili oleh Kepala Dinas Kesehatan Mentawai Lahmuddin Siregar, Sekrtetaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PMDP2KB) Mentawai Puji Rahayu, serta Tenaga Ahli Program Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat Desa (P3MD) Doni Kasnaidi ini guna menyampaikan potensi yang ada di desa dan dusun di Kepulauan Mentawai yang dapat diberdayakan secara maksimal melalui kerjasama teknologi tepat guna dengan ITP. Kepala Dinas Kesehatan Mentawai Lahmuddin Siregar mengatakan, pihaknya sangat tertarik dengan teknologi tepat guna ITP terkait alat pengolahan air bersih mengingat keadaan di Mentawai yang masih kesulitan dengan air bersih. “Kami sangat tertarik dengan alat pengolahan air bersih karya ITP yang mungkin bisa kita gunakan di dusun-dusun di Mentawai, karena disana kita masih kesulitan air bersih,” ungkap Lahmuddin saat audiensi di Ruang Sidang Utama ITP Gedung D Lantai II, Jumat (6/3/2020). Hal senada juga disampaikan oleh Sekrtetaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PMDP2KB) Mentawai Puji Rahayu yang memaparkan kondisi kehidupan masyarakat Mentawai. Ia juga menambahkan, bahwa Mentawai memiliki potensi besar dari sektor perikanan. “Kita sebenarnya potensi terbesar itu ikan, hanya saja masyarakat Mentawai lebih banyak yang berladang dan kurang terampil dalam pengolahan ikan. Mungkin jika ada teknologi tepat guna yang bisa membuka mindset masyarakat akan lebih baik,” ujar Puji. Menanggapi hal tersebut, Rektor ITP Ir. Hendri Nofrianto, MT menyambut baik niat kerjasama Pemkab. Kepulauan Mentawai dengan ITP yang juga memiliki program ITP Mitra Nagari sebagai bagian dari bentuk pengabdian kepada masyarakat. “Dalam program kita ITP Mitra Nagari, tujuannya memang melakukan kerjasama dengan nagari-nagari atau desa dalam penerapan teknologi tepat guna ITP sehingga bisa dimanfaatkan dan berguna bagi masyarakat,” kata Rektor. “Kita akan coba diskusikan dengan dekan dan dosen terkait alat apa yang bisa kita terapkan disana untuk memudahkan masyarakat di Mentawai,” imbuhnya. Agenda ini juga dilanjutkan dengan presentasi alat teknologi tepat guna yang telah diciptakan oleh ITP. Seperti alat pengering tenaga tata surya, alat pengolahan air bersih, alat pengasapan ikan, dll. Dari hasil pertemuan ini, diagendakan ITP akan melakukan presentasi terkait teknologi tepat guna sekaligus penandatanganan Nota Kesepahaman saat Rakor Pemkab. Kepulauan Mentawai pada 16 Maret 2020 mendatang. (peb/humas) ...

06 Maret 2020

Institut Teknologi Padang, Indonesia memiliki aktivitas seismik berisiko tinggi. Tetapi, lebih dari 80 persen bangunan rumah masyarakat di Indonesia menggunakan dinding bata dengan kualitas rendah.  "Padahal, dinding bata merupakan struktur bangunan yang tidak berkinerja baik ketika mengalami beban seismik," ujar Kepala Prodi Teknik Sipil Institut Teknologi Padang (ITP) Muhammad Ridwan, Dr. Eng saat menyampaikan orasi ilmiah pada acara rapat senat terbuka di ITP, Jumat (21/2/2020). Kondisi tersebut, kata Ridwan, diperparah oleh produksi batu bata tanah liat di berbagai wilayah di Indonesia yang masih secara tradisional dan kebanyakan tidak memenuhi standar. Alhasil, kualitas bata pun beragam di berbagai wilayah di Indonesia. "Rumah-rumah banyak yang runtuh saat terjadi gempa," ujarnya.  Ridwan menjelaskan bahwa rumah yang runtuh tersebut juga disebabkan karena dibangun dengan tidak benar. Beberapa tukang dalam bekerja memiliki pendidikan formal yang relatif tidak memadai. Mereka hanya memperoleh keterampilan mereka dari bimbingan mandor atau atas pengalaman sendiri. Hal ini mengakibatkan rumah rawan rusak karena gempa. Padahal, kata Ridwan, bangunan di negara-negara maju seperti Singapura, Jepang, Taiwan, Selandia Baru, dan Korea Selatan, sudah tidak menggunakan batu bata lagi.  "Saya sudah tiga tahun di Jepang. Tidak satu pun rumah yang terlihat pakai bata lagi. Ada bata hanya untuk pagar," ujarnya.  Ridwan menjelaskan bahwa bata Indonesia memiliki kualitas paling rendah dibandingkan negara berkembang lainnya. Di sisi lain, kebijakan menghilangkan bata sebagai bahan utama bangunan belum mungkin untuk diwujudkan.  "Sebab bisa menghilangkan industri rakyat," ujarnya. Oleh karena itu, kata Ridwan, perlu upaya yang dilakukan pemerintah bersama masyarakat dalam meningkatkan kualitas bata di berbagai daerah di Indonesia.  Upaya tersebut seperti peningkatan kualitas material, proses pembuatan, dan pembakaran.  Dia juga meminta pemerintah untuk melakukan pembinaan kepada industri batu bata yang ada. Selain itu, Ridwan juga berharap agar masyarakat tidak menggunakan batu bata sebagai bahan utama dalam pendirian bangunan jika berada di zona rawan gempa. "Perlu peningkatan regulasi dan standar yang berlaku yang sesuai dengan wilayah di Indonesia," pungkasnya.   ...

24 Februari 2020

Institut Teknologi Padang, Institut Teknologi Padang (ITP) berkomitmen untuk menjadi mitra nagari. Hal ini dibuktikan dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara ITP dengan sepuluh nagari di Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat. Penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan di ITP, Jumat (21/2). Adapun sepuluh nagari tersebut yaitu Nagari Inderapura, Nagari Inderapura Selatan, Nagari Inderapura Barat, Nagari Inderapura Tengah, Nagari Muaro Sakai Inderapura, Nagari Kudo-kudo Inderapura, Nagari Simpang Lama Inderapura, Nagari Tiga Sepakat Inderapura, Nagari Tigo Sungai Inderapura, dan Nagari Tiuk Amplu Inderapura. Rektor ITP Ir. Hendri Nofrianto, MT saat diwawancarai rekan-rekan media usai acara, menyatakan bahwa penandatanganan perjanjian kerja sama tersebut merupakan wujud nyata agar ITP bisa menjadi mitra nagari di Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan. "Wujud nyata tentang apa yang dibuat oleh mahasiswa dan dosen ITP itu diterapkan dimulai dari nagari. Prinsip kami adalah ITP menjadi mitra nagari. Mudah-mudahan di nagari bisa tercipta industri," ujarnya. Hendri menjelaskan bahwa ITP sedang melakukan pengabdian masyarakat di sepuluh nagari di Kecamatan Pancung Soal. "Kita membangun teknologi tepat guna. Salah satunya adalah pengolahan air bersih," jelasnya. Informasi dari masyarakat, kata Hendri, di Kecamatan Pancung Soal ada air PDAM. "Tapi airnya kotor gitu ya," katanya. Hendri menjelaskan bahwa air yang telah melewati mesin pengolahan air bersih ciptaan sivitas akademika ITP akan bisa langsung dikonsumsi oleh masyarakat. "Untuk sepuluh nagari yang ada sekarang, pada bulan Juni, insyaallah, kita antarkan masing-masing mesin pengolahan air bersih," ungkapnya. Selain itu, ITP juga memproduksi mesin pengupas jagung. "Tadi kita sudah demokan ke para Walinagari. Dan mereka berminat," katanya. Selain dua mesin tersebut, ITP juga menciptakan alat pencacah kelapa sawit. Kata Hendri, kelapa sawit tersebut diolah untuk selanjutnya dijadikan sebagai pakan sapi. ...

24 Februari 2020 #DIKTI #Akademik #prestasi